Generasi Berisik

Tulisan ini adalah untuk kalian, wahai orang – orang yang ‘berisik’. Berisik di sini bisa dalam berbagai artian. Jadi bagi kalian yang kesal dengan ulah saya menulis ‘tulisan tentang generasi’ yang terdahulu. Harap di-stop dulu marahnya. Lihat baik – baik.


WARNING !
Tulisan yang tidak terlalu bersangkutan dengan tulisan ‘Generasi…’ terdahulu


Kata Wadehel, “Jangan menyembah Tuhan yang Tuli.”, alasannya…? Mencegah orang beramai – ramai berdoa kepada Tuhan-Nya dengan volume yang sangat keras. Agar tidak ada orang yang merengek – rengek meminta sesuatu kepada Tuhan-Nya. Hohoho…agama yang berisik, katanya.Kalau perlu hancurkan semua rumah ibadah dari semua agama, biar masing – masing pemeluk kepercayaan beribadah di rumah masing – masing. Pendapat yang sama juga saya rasakan, bagaimana tidak ? Tentu akhir – akhir ini banyak ditayangkan di film – film religi (Yang diproduksi oleh rumah produksi sesat saja) ketika sang miskin ditindas oleh sang kaya, dia merengek – rengek kepada-Nya untuk mendapatkan pertolongan. Haruskah, menurut saya ? Bukankah hanya perlu dengan suara qalbu, permintaan kita sudah bisa didengar oleh-Nya….? Ya, saya bingung. Jangan – jangan ekspresi berlebihan ini ditiru oleh seluruh manusia di Indonesia.

Tapi saya kira generasi berisik bukan hanya ditilik dari situ saja.[Dan sebelumnya saya ingin menerangkan bahwa orang yang terpengaruh musik di konser (Ya, teriak – teriak, lompat – lompat), saya rasa, belum tentu masuk kedalam kategori generasi berisik. Mengapa…? Humm…bisa jadi dia sedang memberi ‘makan’ jiwanya yang kelaparan.]

Tentu saja berisik disini memberikan keuntungan dan kerugian yang seimbang. Namun itu tidak ada hubungannya dengan post ini, yang saya bahas adalah haruskah menempatkan kata ‘berisik’ dimana saja….?

‘Berisik’ di sini saya bagi dalam beberapa tipe :

  • ‘Berisik’ pendengaran >> Maksudnya raga yang terganggu karena aktivitas seseorang yang mengganggu indera pendengaran kita,
  • ‘Berisik’ mata >> Indera penglihatan kita terganggu akibat tingkah laku seseorang yang mengganggu mata kita, secara langsung ataupun tidak langsung,
  • ‘Berisik’ perbuatan >> Perbuatan seseorang yang mengganggu aktifitas kita secara keseluruhan,
  • Aura yang ‘berisik’ >> Menghancurkan perasaan ataupun batiniah kita padahal si suspect tidak berbuat apa – apa. Berarti aura-nya yang mengganggu batin kita.

Salahkah saya menempatkan kata berisik ? Hmmm, masa sih ? Boleh kan ? Lagipula kebebasan berpendapat itu adalah hal yang ditaati di Indonesia.

Ya, saya tahu anda bingung. Maka dari itu saya memberikan beberapa contoh yang sekiranya bisa memahami jalan pikiran anda :

  • Jam 7 malam, saat anda baru saja pulang dari kerjaan malam, dasarnya tidak mempunyai motor makanya anda selalu menaiki angkot. Tentu rasa kantuk anda sudah sampai memenuhi otak, saat anda hendak menutup mata, tiba – tiba terdengar seseorang yang mengangkat telepon dan berteriak – teriak menjawab pertanyaan dari penelepon tersebut, Kesal ! Kesal !

Ini ‘berisik’ pendengaran.

  • Masih di angkot. Hoo…atau anda mau mengubah setting-nya ? OK, di Bis kota. Ya, di bisa kota, kebetulan anda sedang terburu – buru pergi ke suatu tempat, padahal sudah malam ! Lalu anda menaiki bis yang sedang nganggur di jalan. (Hohoho, mana ada ?) Hebatnya, tiada penumpang kecuali 2 orang muda-mudi yang asyik berpacaran di pojok kedua dari belakang. Betapa sial anda mengambil seat di belakang, karena anda harus melihat mereka sedang berciuman, lalu melakukan sesuatu yang tidak baik dilihat anak – anak dibawah usia 17 tahun ?

Nah, yang ini ‘berisik’ mata. Kenapa ? Meski mereka tidak melakukan hal tersebut sambil berteriak – teriak, tapi mata anda terganggu ? Huk, aku ngeri membayangkannya. Bagaimana kalau itu terjadi di Angkot ? Aku jadi korban zina mata dong…? 😆

  • Hahaha, tahu preman ? Bagaimana kalau dalam situasi yang tidak menguntungkan anda dicegat oleh preman – preman balang tersebut ? Lalu anda diminta menyerahkan seluruh barang berharga anda ? Kalau tidak anda akan dibunuh ? Tenang saja, anda lebih kuat dari mereka ! (Hoo, yang ini khayalan. 😀 )

Yak, ini adalah berisik dalam perbuatan. Sudah sangat jelas, kan…? Sudah terganggu secara fisik, secara batiniah dan investasi pun hancur lebur.

  • Anda bertemu salah satu musuh bebuyutan anda, yang sayangnya anda tidak jauh lebih kuat daripada dia. Tentu anda takut dan merasa ngeri apabila dia mengajak sparring di suatu tempat. Anda menggigil ketakutan, padahal dia hanya numpang lewat saja !

Ini masuk kedalam aura yang ‘berisik’.

Yang di atas hanyalah salah satu contoh kasar, ada contoh – contoh lain yang saya kira sudah dapat anda mengerti ! Nah…

Apakah anda termasuk salah satu diatas…?

Saya bukan orang suci di sini, ya….saya masuk golongan pertama. Hohoho….meski jarang. Masalahnya kalau seseorang sudah mengajak saya berbicara, saya tidak mempunyai pilihan lain selain berbicara dengannya. Ini hanyalah perumpamaan kasar.

Kalau anda termasuk, bertobatlah !maka pilihan ada di tangan anda. Maukah anda menghilangkan kebiasaan anda ‘berisik’ atau masih ingin melakukannya terus…?

14 Tanggapan

  1. Wah, tulisan yang bagus ini, saya jadi senyum-senyum sendiri membacanya 😀

    Memang sekarang rasanya seseorang bisa jadi berisik tanpa bersuara, ya 😉

  2. … kayaknya saya termasuk “berisik” aura….(dalam situasi, kondisi, toleransi, pandangan, jangkauan tertentu)

    Masih di angkot. Hoo…atau anda mau mengubah setting-nya ? OK, di Bis kota. Ya, di bisa kota, kebetulan anda sedang terburu – buru pergi ke suatu tempat, padahal sudah malam ! Lalu anda menaiki bis yang sedang nganggur di jalan. (Hohoho, mana ada ?) Hebatnya, tiada penumpang kecuali 2 orang muda-mudi yang asyik berpacaran di pojok kedua dari belakang. Betapa sial anda mengambil seat di belakang, karena anda harus melihat mereka sedang berciuman, lalu melakukan sesuatu yang tidak baik dilihat anak – anak dibawah usia 17 tahun ?

    Nah, yang ini ‘berisik’ mata. Kenapa ? Meski mereka tidak melakukan hal tersebut sambil berteriak – teriak, tapi mata anda terganggu ? Huk, aku ngeri membayangkannya. Bagaimana kalau itu terjadi di Angkot ? Aku jadi korban zina mata dong…?

    korban atau doyan??? Pelaku mungkin???

    Bercanda!

  3. @ Mr. Geddoe

    Hohoho, terima kasih.

    @ Tendou-Soji

    Kamu juga suka yang seperti itu, kan ? Di Angkot ?

  4. @ DB

    Kalau dengan main PSP di angkot beda denganmu kan??

  5. Pantas saja mental generasi sekarang lemah. Gangguannya banyak sekali… 😛

  6. maaf kl saya berisik…. m(T______T)m

  7. Ups! Introsepeksi! Apa saya sudah tergolong berisik?

  8. Yang jelas gue kalo begituan ga pernah berisik.

  9. *membayangkan mukul mukul panci, suaranya dimasukin amplified megaphone*

    Arrrgh, pikiran saya berisikkk!!!

  10. @ Tendou-Soji

    Sama itu. 😀

    @ Scrooge McDuck

    Iya, apalagi kalau mereka sudah terpengaruh dengan penyakit yang membuat mereka terperangkap ke ciri ‘generasi – generasi’ yang lain.

    @ Uchiha Miyu

    Hohoho….tak apa. Say juga kok. 😀

    @ Johans

    Bohong. 😆

    @ wadehel

    Kurang itu. Masukkan bom waktu, membuat pikiran anda berisik sampai berdengung – dengun. :mrgreen:

  11. *baca sambil mesem-mesem*

    Kadang berisik perlu, lho.
    Kalau tidak berisik, pemrintah mana mau dengar suara rakyat.
    (suara rakyat di sini termasuk suara perut)

    Pendapat yang sama juga saya rasakan, bagaimana tidak ? Tentu akhir – akhir ini banyak ditayangkan di film – film religi (Yang diproduksi oleh rumah produksi sesat saja) ketika sang miskin ditindas oleh sang kaya, dia merengek – rengek kepada-Nya untuk mendapatkan pertolongan.

    Sinetron Indonesia itu sinetron penyiksaan. Yang kaya menyiksa yang miskin, yang kuat menyiksa yang lemah, majikan menyiksa pembantu, mertua menyiksa menantu, dll.

  12. Hohoho…rata – rata yang baca mesem – mesem sendiri. 😆

    Memang berisik itu perlu. Tapi seperti yang saya tulis : Apakah perlu menempatkan ‘berisik’ di mana saja….?

  13. Fakta:
    DB orang yang berisik di dunia nyata…

  14. ngomong2 tentang berisik, skr udah ada http://berisik.com/ loh 😀

Tinggalkan komentar